Friday, February 29, 2008

Mengubah sesuatu yang” tidak mungkin” menjadi “mungkin”

Oleh: YBT Suryo Kusumo

Dalam hidup keseharian kita, seringkali kita secara tidak sadar terperangkap dengan permainan “kata”. Sebagai orang yang lebih tua dan lebih berpengalaman, seringkali secara tidak disadari menjadi penghalang dari keinginan generasi yang lebih muda untuk berbuat sesuatu yang melebihi kita.

Dengan kesombongan karena sudah mengalami dan merasakan sendiri, maka ukuran yang sama dipakaikan pada generasi yang lebih muda. Misal ketika kita tak mampu untuk melakukan kegiatan usaha atau bisnis karena sudah terbiasa sebagai pekerja atau yang keren dengan istilah berada di kuadran E menurut Kyosaki, maka ketika anak kita mencoba bisnis baru , kita langsung mengatakan tidak usah karena pasti tidak akan berhasil. Seyogyanya kita mendukung dan kalau perlu mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk memastikan keberhasilan anak kita dalam menjalani pilihan hidupnya.

Banyak contoh lain, dahsyatnya power dari kemauan belajar yang kuat untuk terus maju disertai dengan kemauan untuk menangkap peluang yang ada didepan mata serta rasa percaya diri yang kuat bahwa “saya pasti bisa” ternyata mampu merubah dari yang sebelumnya sesuatu yang dikatakan mustahil menjadi mungkin terjadi.

Kita lihat tayangan di TV, misal dalam kompetisi Indonesia Idol, bagaimana seseorang yang tadinya berdomisili nun jauh dipelosok daerah yang tidak dikenal dan bukan siapa-siapa , tiba-tiba karena usaha kerasnya yang pantang menyerah dan berani berkompetisi, pada akhirnya mampu menjadi seseorang yang terkenal karena berhasil menjuarai kompetisi tersebut. Bayangkan, mereka yang sebelumnya hanya bisa melihat apartemen mewah tanpa mampu menyentuhnya, saat ini justru tinggal dan menjadi bagian dari penguhi apartemen mewah.

Keberhasilan lain, semisal TUKUL yang tadinya bukan siapa-siapa, namun dengan sikapnya yang persisten, kemauannya untuk belajar dan membangun networking yang luas, akhirnya melalui acara ‘Empat mata’ menjadi tumbuh sebgai seorang bintang yang bahkan baru baru ini menyabet penghargaan Panasonic Award sebagai Pelawak terfavorit.

Kembali pada logika permainan “kata”, batas antara sesuatu “tidak mungkin” dan “mungkin” menjadi sangat tipis, hanya dibutuhkan perubahan dan kesiapan untuk sebuah perubahan SIKAP menjadi “Seorang Pemenang “ dengan berbekal mau terus menerus menjadi pembelajar seumur hidup, mau berubah dan keluar dari zona kenyamanan , persisten, konsisten, jujur , disiplin dan sebagainya.. Motivasi untuk menjadi pemenang dan mewujudkan impian/DREAM , menjadikan semua kerja keras dan kerja pintar bukan sesuatu yang berat dan menjadi beban, melainkan menjadikan sesuatu yang menantang penuh antusiasme untuk menjadikan yang sebelumnya “tidak mungkin” menjadi “mungkin’. Dream atau impian untuk memenangkan perubahan dari “tidak mungkin” menjadi “mungkin” mampu mengeluarkan segala potensi energi positip yang seolah-olah mengalir tiada habisnya bagaikan aliran sungai yang terus mengalir sepanjang tahun meski di musim kemarau panjang. Orang yang tidak pernah dan tidak mau menyerah sebenarnya telah mencapai setengah jalan menuju sukses. Sayangnya lebih banyak orang yang menyerah sebelum berjuang, atau mencari kambing hitam untuk kegagalannya. Padahal apabila kita mau sedikit keluar dari kotak pemikiran kita ( out of the box thinking) , maka akan ditemukan pikiran kreatif yang mampu memproduksi “ide-ide” yang akhirnya dapat menjadi sumber penghasilan dan keberhasilan kita. Coba kita simak biografi dari orang-orang sukses, bagaimana mereka memperoleh ide yang orisinil karena tidak mau menyerah dan terus mencari solusi untuk permasalahannya.

Teman saya mengajarkan kalau kita mau sukses, maka bergaullah dengan orang sukses dan pelajari bagaimana cara menjadi sukses, namun kalau mau gagal bergabunglah dengan orang-orang yang frustasi yang meratapi kegagalannya. Secara ekstrim teman saya mengibaratkan ‘bergaul dengan anjing dapat kutu”, artinya kembali pada tujuan kita untuk jadi pemenang maka harus pintar memilih komunitas dalam pergaulan hidup.

Yang sering terjadi dalam realita kehidupan, seseorang sudah lebih dulu menyerah kalah sebelum garis finis karena tidak persisten dalam menghadapi derita, cemoohan, cercaan, ejekan dan segudang sikap negatip lain dari lingkungannya. Kurangnya stok pikiran positip untuk melawan semua pikiran negatip yang datang sering membuat kita berhenti ditengah jalan dan terengah-engah memikul beban yang pada akhirnya diputuskan meletakkan dream/impian karena dianggap sebagai beban berat.

Pikiran negatip sangat berbahaya dalam kehidupan, karena menumbuhkan rasa pesimisme, menghilangkan rasa optimis, dan berakibat pada cara pandang yang selalu gelap dan menakutkan. Pikiran negatip ibarat setetes obat merah yang diteteskan pada segelas air putih yang akan membuat merah seluruh air putih yang ada di gelas walaupun volumenya sangat sedikit hanya satu tetes dibanding air putih yang junlahnya ribuan tetes. Maka untuk membersihkannya, gelas tersebut harus dituang kembali dengan air putih sehingga warna merahnya berangsur-angsur menjadi bening. Inilah gambaran betapa berbahayanya memelihara pikiran negatip di kepala kita, karena dapat meracuni dan menjadikan sesuatu yang seharusnya mungkin menjadi tidak mungkin.

Mari kita biasakan berpikir positip untuk menunjang dalam meraih keberhasilan hidup.


YBT Suryo Kusumo
Motivator dikalangan petani
tony.suryokusumo@gmail.com

No comments: